Grup band Letto masih memiliki kesadaran bahwa gamelan merupakan aset seni budaya Indonesia yang tak ternilai melalui Yogyakarta Gamelan Festival.
Ketika penonton yang memadati acara "Ngobrol santai bareng Letto" Yogyakarta Gamelan Festival XII di Yogyakarta, Minggu, mendaulat grup itu untuk main gamelan, maka mereka ber-empat pun segera naik panggung untuk membunyikan instrumen-instrumen musik gamelan yang telah tersedia. Noe memainkan gong, Patub memainkan saron, Arian memainkan demung, sedangkan Deddy memilih untuk memainkan bonang.
Dengan bantuan beberapa personel "Gayam 14" yaitu komunitas gamelan yang dipimpin oleh Sapto Rahardjo, musik gamelan pun mengalun di area Taman Budaya Yogyakarta.
"Meskipun jaman terus berubah, namun kita harus sadar bahwa gamelan adalah akar dari budaya kita," kata Noe, sang vokalis yang memiliki nama lengkap Sabrang Mowo Damar Panuluh. "Gamelan bukan sekedar sebuah instrumen. Namun ada spirit yang tersimpan di dalamnya yang mampu memberikan corak tersendiri bagi budaya Jawa."
Ketika penonton yang memadati acara "Ngobrol santai bareng Letto" Yogyakarta Gamelan Festival XII di Yogyakarta, Minggu, mendaulat grup itu untuk main gamelan, maka mereka ber-empat pun segera naik panggung untuk membunyikan instrumen-instrumen musik gamelan yang telah tersedia. Noe memainkan gong, Patub memainkan saron, Arian memainkan demung, sedangkan Deddy memilih untuk memainkan bonang.
Dengan bantuan beberapa personel "Gayam 14" yaitu komunitas gamelan yang dipimpin oleh Sapto Rahardjo, musik gamelan pun mengalun di area Taman Budaya Yogyakarta.
"Meskipun jaman terus berubah, namun kita harus sadar bahwa gamelan adalah akar dari budaya kita," kata Noe, sang vokalis yang memiliki nama lengkap Sabrang Mowo Damar Panuluh. "Gamelan bukan sekedar sebuah instrumen. Namun ada spirit yang tersimpan di dalamnya yang mampu memberikan corak tersendiri bagi budaya Jawa."