Setelah menjalani proses kegiatan Miss Universe di Meksiko, Agni Pratistha akan tetap menjadi duta sosial buat anak-anak miskin dan terlantar.
Sebelum berangkat ke Meksiko, Agni memang aktif dalam beberapa acara sosial seperti peduli AIDS, pekan imunisasi nasional, atau peduli korban bencana alam. Agni merasa, sepulang dari Meksiko, kepeduliannya terhadap sesama harus ditingkatkan. "Itulah fungsinya Puteri Indonesia. Memberikan apa yang dia mampu kepada masyarakat. Tapi, niatnya aku mau fokus ke peduli pendidikan," ujarnya.
Dalam acara jumpa pers di Graha Mustika Ratu kemarin, Agni juga bercerita tentang pengalamannya mengikuti Miss Universe di Meksiko. Dijelaskan Agni, pengalaman menarik saat di Meksiko adalah bertemu dengan 77 wanita tercantik di seluruh dunia. Ia merasa kagum atas prestasi mereka, karena mereka ikut Miss Universe siap untuk berkompetesi. Sementara Agni belum terbiasa untuk kompetisi di seluruh dunia. "Mereka berani sikut-sikutan demi memenangkan Miss Universe. Sementara aku masih malu-malu," terangnya.
Agni merasakan "sikutan" berupa perlakuan diskriminatif dan cemoohan bersifat rasial dari wakil-wakil Amerika Latin. Wakil-wakil dari Asia, termasuk Agni, dipandang sebagai wanita-wanita terbelakang dalam hal busana dan pemikiran.
Diskriminasi yang sering dilakukan oleh wakil-wakil Amerika Latin berupa tindakan mengambil tempat Agni pada saat sesi pemotretan. Tak ayal lagi, tubuh Agni yang kecil langsung ketutup badan mereka yang besar.
"Satu dua kali aku biarkan, lama-lama aku bilang juga," ujar Agni. Akibat dari aksi serobot ini, selama dua minggu pertama Agni tak pernah difoto. Kalaupun difoto, Agni selalu ada di barisan belakang.
Maka saat Riyo Mori, Miss Japan, terpilih sebagai Miss Universe, Agni menangis. "Mungkin aku yang paling pertama kali menangis saat Mori terpilih sebagai Miss Universe."
Selama perhelatan Miss Universe, Mori adalah teman suka dan duka Agni. "Mori sosok yang menyenangkan dan baik," ungkap Agni.
Selama tiga bulan ke depan, Agni akan berkeliling ke beberapa daerah di Indonesia dalam rangkaian pemilihan Puteri Daerah. "Aku tinggal tiga bulan lagi jadi Puteri Indonesia. Karena pada bulan Agustus, sudah ada pemilihan Puteri Indonesia 2007," akunya, Selasa (5/6).
Selain itu, Agni akan kembali melanjutkan kuliahnya setelah cuti setahun. Mahasiswi Universitas Bina Nusantara tersebut ingin menjadi sarjana secepatnya. "Mau selesaikan S-1, terus lanjut S-2," harapnya.
Bentuk tubuh juga akan dipertahankan. Untuk mendapatkan tubuh seperti sekarang, Agni bekerja keras sekitar satu tahun menjelang keberangkatannya ke kontes kecantikan Ratu Sejagat itu. Perjuangan tersebut tidak boleh diakhirinya dengan sia-sia. "Aku mau pertahankan ini. Sebab, aku sudah bersusah payah mendapatkannya. Jadi, nggak akan dilepaskan begitu saja," ungkap pemilik postur 175 cm/55 kg itu.
Sebelum berangkat ke Meksiko, Agni memang aktif dalam beberapa acara sosial seperti peduli AIDS, pekan imunisasi nasional, atau peduli korban bencana alam. Agni merasa, sepulang dari Meksiko, kepeduliannya terhadap sesama harus ditingkatkan. "Itulah fungsinya Puteri Indonesia. Memberikan apa yang dia mampu kepada masyarakat. Tapi, niatnya aku mau fokus ke peduli pendidikan," ujarnya.
Dalam acara jumpa pers di Graha Mustika Ratu kemarin, Agni juga bercerita tentang pengalamannya mengikuti Miss Universe di Meksiko. Dijelaskan Agni, pengalaman menarik saat di Meksiko adalah bertemu dengan 77 wanita tercantik di seluruh dunia. Ia merasa kagum atas prestasi mereka, karena mereka ikut Miss Universe siap untuk berkompetesi. Sementara Agni belum terbiasa untuk kompetisi di seluruh dunia. "Mereka berani sikut-sikutan demi memenangkan Miss Universe. Sementara aku masih malu-malu," terangnya.
Agni merasakan "sikutan" berupa perlakuan diskriminatif dan cemoohan bersifat rasial dari wakil-wakil Amerika Latin. Wakil-wakil dari Asia, termasuk Agni, dipandang sebagai wanita-wanita terbelakang dalam hal busana dan pemikiran.
Diskriminasi yang sering dilakukan oleh wakil-wakil Amerika Latin berupa tindakan mengambil tempat Agni pada saat sesi pemotretan. Tak ayal lagi, tubuh Agni yang kecil langsung ketutup badan mereka yang besar.
"Satu dua kali aku biarkan, lama-lama aku bilang juga," ujar Agni. Akibat dari aksi serobot ini, selama dua minggu pertama Agni tak pernah difoto. Kalaupun difoto, Agni selalu ada di barisan belakang.
Maka saat Riyo Mori, Miss Japan, terpilih sebagai Miss Universe, Agni menangis. "Mungkin aku yang paling pertama kali menangis saat Mori terpilih sebagai Miss Universe."
Selama perhelatan Miss Universe, Mori adalah teman suka dan duka Agni. "Mori sosok yang menyenangkan dan baik," ungkap Agni.
Selama tiga bulan ke depan, Agni akan berkeliling ke beberapa daerah di Indonesia dalam rangkaian pemilihan Puteri Daerah. "Aku tinggal tiga bulan lagi jadi Puteri Indonesia. Karena pada bulan Agustus, sudah ada pemilihan Puteri Indonesia 2007," akunya, Selasa (5/6).
Selain itu, Agni akan kembali melanjutkan kuliahnya setelah cuti setahun. Mahasiswi Universitas Bina Nusantara tersebut ingin menjadi sarjana secepatnya. "Mau selesaikan S-1, terus lanjut S-2," harapnya.
Bentuk tubuh juga akan dipertahankan. Untuk mendapatkan tubuh seperti sekarang, Agni bekerja keras sekitar satu tahun menjelang keberangkatannya ke kontes kecantikan Ratu Sejagat itu. Perjuangan tersebut tidak boleh diakhirinya dengan sia-sia. "Aku mau pertahankan ini. Sebab, aku sudah bersusah payah mendapatkannya. Jadi, nggak akan dilepaskan begitu saja," ungkap pemilik postur 175 cm/55 kg itu.